Selalu Sertakan Allah Dalam Setiap Langkah Kaki Berpijak

Thursday, 19 April 2018




Semakin berkembangnya peradaban di seantero belahan bumi yang kita tinggali. Menjadikan ilmu pengetahuan (sains) sebagai hal yang sangat penting dan harus di miliki dalam setiap diri masing-masing. Sehingga membuat para pengemban ilmu berlomba-lomba menguasai berbagai ilmu dan pengetahuan. Bukan hanya untuk keperluan pendidikan ataupun pengajaran saja, akan tetapi juga sebagai warisan yang dapat diteruskan maupun dikembangkan nantinya diwaktu mendatang.
Salah satu ilmu yang hampir banyak ilmuwan menguasainya adalah tentang astronomi, ilmu ini berkaitan erat dengan ilmu falak karena Ilmu Falak adalah Ilmu Astronomi. Dilansir dari Wikipedia, Ilmu Falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda-benda langit-khususnya bumi, bulan, dan matahari-pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi.
Berbeda dengan Ilmu sains, Ilmu falak lebih dikenal dengan keislamannya, karena sejak dahulu Umat Muslim telah menerapkan Ilmu Falak ini. Sejarah Ilmu falak adalah dari Para Anbiya’ (Nabiyullah), dan sudah tentu jelas Ilmu Allah. Di dalam Islam, ilmu Falak ini lebih familiar disebut dengan Ilmu Hisab.

Nabi Idris dan juga Nabi Ibrahim adalah Nabi yang telah diperintahkan untuk melihat alam semesta. Dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 75 – 79, Allah SWT berfirman:
Yang artinya:
75. Dan Demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (kami memperlihatkannya) agar Dia Termasuk orang yang yakin.

76. Ketika malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang (lalu) Dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam."

77. Kemudian tatkala Dia melihat bulan terbit Dia berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi setelah bulan itu terbenam, Dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaKu, pastilah aku Termasuk orang yang sesat."

78. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.

79. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah Termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.

Bahasan Ilmu Falak yang dipelajari dalam Islam adalah yang ada kaitannya dengan pelaksanaan ibadah, sehingga pada umumnya ilmu Falak ini mempelajari 4 bidang, yakni:

1.      Arah Kiblat dan bayangan arah kiblat
Pada zaman dahulu arah kiblat tidak diperdebatkan seperti halnya sekarang ini, yang penting menghadap ke kiblat. Namun dikarenakan kemajuan teknologi ini membuat permasalahan baru untuk membenarkan arah kiblat.
Para peneliti menemukan kurang lebih 7% masjid di Indonesia, arah kiblatnya salah. Lebih dari itu, kita bisa mengetahui tempat yang paling susah untuk menghadap kiblat yaitu di Makkah. Karena setiap jangkauan ataupun sudut sudah berbeda arah kiblatnya.
Faktor apakah yang bisa membuat arah kiblat ini berubah? Segalanya bisa terjadi, termasuk bergantinya arah kiblat yaitu karena peristiwa alam, seperti gempa bumi dan lainnya.

2.      Waktu-waktu Salat
Falak dalam Sunnah Rasul mencakup beberapa pembahasan:
1.      Hilal; Hilal sebagai penentu awal bulan Islam (Hijriyah)
2.      Syuruq, Istiwa, dan Ghurub
Alasan kenapa tidak bolehnya shalat pada waktu itu (syuruq dan ghurub) karena matahari terbit dan tenggelam tepat diantara dua tanduk syeitan.
Waktu Istiwa juga seperti waktu dinyalakannya api neraka pada saat itu.

3.      Awal bulan
Hasil urgent dari Ilmu Falak yang sampai sekarang masih kita gunakan adalah Kalendar. Inilah bukti jelas pentingnya Ilmu Falak. 400 tahun sebelum masehi sudah terjadi kalendar tunggal. Sedangkan 200 tahun sebelum masehi diketahui bumi mengelilingi matahari.

4.      Gerhana

Tercatat sepanjang tahun 2017, telah terjadi 4 kali gerhana.

a.       11 Februari 2017     : Gerhana Bulan Penumbra

b.      26 Februari 2017     : Gerhana Matahari Cincin

c.       7-8 Agustus 2017      : Gerhana Bulan Parsial

d.      21 Agustus 2017       : Gerhana Matahari Total

Sayangnya hanya satu gerhana yang bisa dilihat dari Indonesia, yaitu Gerhana Bulam Parsial. Walaupun begitu, di tahun 2018 ini telah terjadi Gerhana Bulan Total yang familiar disebut sebagai Super Blood Moon. Dan gerhana bulan total juga akan kembali terlihat di Indonesia yaitu Mini Moon.
Permasalahan yang sekarang tengah beredar adalah tentang pentingnya Ilmu Falak yang hampir termakan Era Digital di masa modernitas ini. Kita harus selalu mengingat bahwa Falak adalah Ilmu alat / Jalan. Dan Ilmu Falak adalah adalah sesuatu yang sangat urgent.
Menurut Scientific, jumlah bintang dilangit bisa mencapai 200-300 miliar. Adakah alat yang bisa menghitung jumlah tepatnya? Sampai saat ini belum pernah ada, atau bahkan mungkin hingga menjelang hari Akhir tak ada satupun alat yang bisa menghitung jumlahnya dengan tepat.

Argument mereka ini, telah disebutkan didalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 142:
Yang artinya:
142. Orang-orang yang kurang akalnya[1] diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus"[2].

143. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan[3] agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

144. Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit[4], Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

Didalam Al-Qur’an benda-benda langit banyak disebutkan didalamNya dan bukan hanya sekali ataupun dua kali. Bahkan disebutkan sampai berkali-kali.


Disebut dalam Al-Qur’an
Dijadikan Nama Surat
Dijadikan Alat Sumpah
Matahari
43 kali
As-Syams

والشمس وضحـها
Bumi
427 kali
-

والقمر إذا تلاها
Bulan
48 kali
Al-Qamar

والأرض وما طحـها
Bintang
25 kali
An-Najm

والنجم إذا هوى

Dari paparan diatas, kita harus menyadari keadaan. Sadar akan diri sendiri dan juga sadar akan posisi kita. Kita harus menyadari bahwa “Matahari itu ada dibawah dan Bumi ada diatas”.


Bersumber dari Ustadz Imam Iskarom, Lc sebagai Dosen Falak UNIDA Gontor, Ustadz Hendro Setyanto, M.Si sebagai Direktur Observatorium Imah Noong Lembang, dan Ustadz A.R. Sugeng Riadi, S.Pd, M.Ud sebagai Pengasuh Observatorium CASA.

Artikel ini ditulis berdasarkan pada Seminar Nasional Ilmu Falak yang diadakan Universitas Darussalam GONTOR pada tanggal 6 April 2018.
 



[1] Maksudnya: ialah orang-orang yang kurang pikirannya sehingga tidak dapat memahami maksud pemindahan kiblat.
[2] Di waktu Nabi Muhammad S.A.W. berada di Mekah di tengah-tengah kaum musyirikin Beliau berkiblat ke Baitul Maqdis. tetapi setelah 16 atau 17 bulan Nabi berada di Madinah ditengah-tengah orang Yahudi dan Nasrani beliau disuruh oleh Tuhan untuk mengambil ka'bah menjadi kiblat, terutama sekali untuk memberi pengertian bahwa dalam ibadat shalat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan ka'bah itu menjadi tujuan, tetapi menghadapkan diri kepada Tuhan. untuk persatuan umat Islam, Allah menjadikan ka'bah sebagai kiblat.
[3] Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat.
[4] Maksudnya ialah Nabi Muhammad S.A.W. sering melihat ke langit mendoa dan menunggu-nunggu turunnya wahyu yang memerintahkan Beliau menghadap ke Baitullah.

Follow Us @cha2kiyut