KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan
kehadirat Allah SAW, karena berkat rahmat dan ridhoNya kami dapat
menyelesaikan makalah “Zionisme” tepat pada
waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Al-Ustadz Drs. Muhammad
Fauzi, M.A sebagai dosen pengampu pelajaran Islamic Worldview, dan tidak lupa pula
kepada teman-teman yang telah membantu tersusunnya makalah ini baik bantuan
moril maupun materil kami ucapkan
banyak terima kasih.
Kami menyadari
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami nantikan
agar kami dapat lebih baik lagi dalam
menyusun makalah.
Mantingan, 27 April 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. 1
DAFTAR ISI................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 3
1.2.
Rumusan Masalah................................................................................... 3
1.3.
Tujuan
Penulisan..................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Zionisme............................................................................... 5
2.2. Proses dan Pengajaran Bangsa Yahudi................................................... 5
2.3. Sumber-Sumber Agama Yahudi............................................................. 7
2.4. Tujuan dan Gerakan dari Zionisme........................................................ 10
2.5. Konsep Zionisme ................................................................................... 12
PENUTUP..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................15
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Sebagaimana
disebutkan sebelumnya, sikap toleransi yang wajib diperlihatkan kaum Muslimin
terhadap orang-orang ahli kitab telah terbukti sepanjang sejarah Islam. Selama
berabad-abad, umat Islam memperlakukan kaum Yahudi dengan sangat bersahabat dan
mereka menyambut persahabatan ini dengan kesetiaan. Namun, hal yang telah
merusak keadaan ini adalah Zionisme.
Zionisme
muncul pada abad ke-19. Dua hal yang menjadi ciri menonjol Eropa abad ke-19,
yakni rasisme dan kolonialisme, telah pula berpengaruh pada Zionisme. Ciri
utama lain dari Zionisme adalah bahwa Zionisme adalah ideologi yang jauh dari
agama. Orang-orang Yahudi, yang merupakan para mentor ideologis utama dari
Zionisme, memiliki keimanan yang lemah terhadap agama mereka. Bahkan,
kebanyakan dari mereka adalah ateis. Mereka menganggap agama Yahudi bukan
sebagai sebuah agama, tapi sebagai nama suatu ras. Mereka meyakini bahwa
masyarakat Yahudi mewakili suatu ras tersendiri dan terpisah dari bangsa-bangsa
Eropa. Dan, karenanya, mustahil bagi orang Yahudi untuk hidup bersama mereka,
sehingga bangsa Yahudi memerlukan tanah air tersendiri bagi mereka.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka yang akan dibahas oleh penulis adalah sebagai
berikut:
1. Apa arti dari Zionisme?
2. Bagaimana proses dan pengajaran Bangsa
Yahudi?
3. Apa sajakah sumber dari Zionisme?
4. Apakah cita-cita para Pemimpin Yahudi?
5. Apa tujuan dan konsep Gerakan Zionisme?
1.3.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui arti dari Zionisme
2.
Untuk mengetahui proses dan pengajaran yang diajarkan
Bangsa Yahudi
3.
Untuk mengetahui sumber-sumber dari aliran Zionisme
4.
Untuk mengetahui cita-cita besar para pemimpin Bangsa
Yahudi
5.
Untuk mengetahui tujuan dan konsep dari Gerakan Zionisme
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Zionisme
Zionisme
adalah akidah dan metode kerja Yahudi yang berasal dari Kitab Perjanjian Lama
secara ringkas. Akidah ini secara rinci dapat Anda temukan dalam Talmud: ajaran
yang paling rasis juga diskriminatif; sebuah kitab paling berbahaya yang pernah
ada di muka bumi.
Louis Daste di dalam bukunya ‘Yahudi
dan Organisasi Rahasia’ mengatakan; Dalam setiap perubahan pemikiran besar terdapat
pengaruh Yahudi baik yangtampak
ataupun rahasia. Sepanjang sejarah dunia, Yahudi memasukkan ribuan racun
berbahaya.
Al-Quran
sering menggunakan sebutan Ahlul Kitab untuk kaum Yahudi, dan yang dimaksud
Ahlul Kitab juga termasuk orang-orang Nasrani, jadi Ahlul Kitab adalah sebutan
untuk orang-orang Yahudi dan Nasrani. Di antara beberapa
surat dalam Al-Quran yang banyak menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan kaum Yahudi adalah QS. Al Maidah ayat 82.
Yang
artinya: “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling
keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi
dan orang-orang musyrik”. (QS.Al Ma’idah: 82)
2.2.
Proses dan Pengajaran Bangsa Yahudi
Dalam
buku “An Interview of Illan Pappe, “ Baudoin Loos menyebutkan seorang
sejarawan Yahudi Illan Pappe yang menyandang julukan “Orang Israel yang paling
dibenci di Israel”. Pappe adalah salah seorang Yahudi yang memilih memihak pada
hati nurani dan tanpa takut membongkar mitos-mitos Zionisme. Saat ditanya,
kenapa orang Israel bisa melakukan berbagai kekejaman terhadap orang Palestina,
Pappe menjawab, “Ini buah dari sebuah proses panjang pengajaran paham, indoktrinasi, yang dimulai sejak usia taman
kanak-kanak, semua anak Yahudi di Israel dididik dengan cara ini. Anda tidak
dapat menumbangkan sebuah sikap yang ditanamkan di sana dengan sebuah mesin indoktrinasi
yang kuat, yaitu menciptakan sebuah persepsi rasis tentang orang lain yang
digambarkan sebagai primitif, hampir tidak pernah ada, dan
penuh kebencian: Orang itu memang penuh kebencian, tapi penjelasan yang
diberikan di sini adalah ia terlahir primitif,
Islam, anti-Semit, bukan bahwa ia adalah seorang yang telah dirampas tanahnya.”[1]
Indoktrinasi terhadap anak-anak
Israel berlanjut hingga ia besar. Ayat-ayat Talmud dijadikan satu-satunya “pedoman
moral” bagi mereka. Yang paling utama adalah indoktrinasi bahwa hanya bangsa
Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang yang lain adalah hewan.
Penanaman doktrin rasisme yang
terdapat dalam Talmud dilakukan para orangtua kaum Zionis kepada anak-anak
mereka sejak dini. Survei yang diadakan oleh Ary Syerabi, mantan perwira dari
Satuan Anti Teror Israel, terhadap 84 anak-anak Israel usia sekolah dasar, saat
dia bergabung dengan London Institute for Economic Studies.[2]
Ary Serabi ingin mengetahui
perasaan apa yang ada di dalam benak anak-anak Israel terhadap anak-anak
Palestina sebaya mereka yang sesungguhnya. Kepada anak-anak Israel itu Ary
memberikan sehelai kertas dan pensil, lalu kepada mereka Ary berkata, “Tulislah
surat buat anak-anak Palestina, surat itu akan kami sampaikan pada mereka. “
‘Protocols of Learned Elders of
Zion’ (Protokol Para Pemuka Agama Yahudi) adalah rencana praktis atau kertas
kerja untuk merealisasikan semua kandungan Taurat dan Talmud. Jika Talmud
merupakan buah pahit dari ajaran Perjanjian Lama (Taurat), maka Protokol Yahudi
ini merupakan kertas kerja yang meringkas semua ajaran Talmud kepada rencana
strategis modern dan kontemporer.[3]
Metoda kerja yang dipakai oleh ‘Protokol’
untuk menghancurkan suatu masyarakat cukup jelas. Memahami metoda itu penting
jika seseorang ingin menemukan makna dari arus serta arus-balik yang membuat
orang menjadi frustrasi ketika mencoba memahami kekacauan keadaan masa kini.
Orang menjadi bingung dan hilang semangat oleh berbagai teori masa kini dan
suara-suara yang centang-perenang. Setiap suara atau teori itu seakan-akan
dapat dipercaya dan menjanjikan masa depan yang lebih baik. Kalau saja kita
dapat memahami makna dari suara yang centang-perenang dan berbagai teori yang
ambur-adul itu, maka hal itu akan menyadarkan kita bahwa kebingungan dan
hilangnya semangat masyarakat merupakan sasaran yang dituju oleh ‘Protokol’.
Ketidakpastian, keragu-raguan, kehilangan harapan, ketakutan, semuanya ini
merupakan reaksi yang diciptakan oleh program yang diuraikan di dalam ‘Protokol’
yang diharapkan tercapai. Kondisi masyarakat dewasa ini merupakan bukti
efektifnya program tersebut.[4]
2.3.
Sumber-Sumber Agama Yahudi
Agama
Yahudi sebenarnya bersumberkan dua pokok:
- Kitab Taurat.
Kitab yang kita akui dan mengandung
wahyu yang dibawa oleh Nabi Musa. Memang ada kelompok di kalangan kaum Yahudi
yang menolak Talmud, dan tetap berpegang teguh kepada kitab Taurat (Taurat ada
dua Versi : Taurat Asli dan Taurat Versi Perjanjian Lama yang sekarang). Mereka
ini disebut golongan ‘Karaiyah’, kelompok yang sepanjang sejarahnya paling
dibenci dan menjadi korban kedzaliman para pendeta Yahudi orthodoks.
- Kitab Talmud
Jauh
sebelum pena-pena para intelektual dan sejarawan dunia menggores; sebelum para
intelektual kawakan dunia melakukan analisa dan penelitian, Al Qur’an dan
Sunnah telah memaparkan bukti-bukti yang menjelaskan bahwa para rabbi Yahudi
telah mengubah dan menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang sangat murah. Bahkan,
mereka telah membuat sebuah kitab sendiri yang sangat jauh dari akal sehat
sebagai tandingan bagi kitab Taurat. Itulah kitab Talmud, sebuah “buku hitam”
Israel yang paling berbahaya bagi manusia dan kemanusiaan secara keseluruhan.[5]
Keimanan orang Yahudi terhadap
Kitab Talmud mengatasi bahkan Kitab Perjanjian Lama, yang juga dikenal dengan
nama Taurat. Bukti tentang hal ini dapat ditemukan dalam Talmud ‘Erubin’ 2b
(edisi Soncino) yang mengingatkan kepada kaum Yahudi. “Wahai anakku, hendaklah
engkau lebih mengutamakan fatwa dari para Ahli Kitab (Talmud) daripada
ayat-ayat Taurat.”[6]
Para pendeta Talmud mengklaim
sebagian dari isi Kitab Talmud merupakan himpunan dari ajaran yang disampaikan
oleh Nabi Musa a.s. secara lisan. Sampai dengan kedatangan Nabi Isa a.s. Kitab
Talmud belum dihimpun secara tertulis seperti bentuknya yang sekarang. Nabi Isa
a.s. sendiri mengutuk tradisi ‘mishnah’ (Talmud awal), termasuk mereka yang
mengajarkannya (para hachom Yahudi dan kaum Farisi), karena isi Kitab Talmud
seluruhnya menyimpang, bahkan bertentangan dengan Kitab Taurat. Kaum Kristen,
karena ketidak-pahamannya, hingga dewasa ini menyangka Perjanjian Lama
merupakan kitab tertinggi bagi agama Yahudi. Sangkaan itu keliru. Para pendeta
Farisi mengajarkan, doktrin dan fatwa yang berasal dari para rabbi (guru
agama), lebih tinggi kedudukannya daripada wahyu yang datang dari Tuhan. Talmud
mengemukakan hukum-hukumnya berada di atas Taurat, dan bahkan
tidak mendukung isi Taurat. Seorang peneliti Yahudi, Hyam Maccoby, dalam
bukunya ‘Judaism on Trial’, mengutip pernyataan Rabbi Yehiel ben Joseph, bahwa “Tanpa
Talmud, kita tidak akan mampu memahami ayat-ayat Taurat … Tuhan telah
melimpahkan wewenang ini kepada mereka yang arif, karena tradisI merupakan
suatu kebutuhan yang sama seperti kitab-kitab wahyu. Para arif itu membuat
tafsiran mereka … dan mereka yang tidak pernah mempelajari Talmud tidak akan mungkin
mampu memahami Taurat.”[7]
Terhadap tradisi ‘mishnah’ itu para
pendeta Yahudi menambah sebuah kitab lagi yang mereka sebut ‘Gemarah’ (kitab “tafsir”
dari para pendeta). Tradisi ‘mishnah’ (yang kemudian dibukukan) bersama dengan “Gemarah’,
itulah yang disebut Talmud. Ada dua buah versi Kitab Talmud, yaitu ‘Talmud
Jerusalem’ dan ‘Talmud Babilonia’. ‘Talmud Babilonia’ adalah kitab yang paling
otoritatif.[8]
Dalam
Al-Quran, surat At-Taubah, ayat 30.
Yang artinya: “Orang-orang
Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al
Masih itu putera Allah.” Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka,
mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah
mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?”
Dari ayat initampak jelas bahwa orang-orang Yahudi
telah menghina Allah, karena telah menyamakan Allah dengan makhluk-Nya. Padahal
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak beranak dan juga tidak diperanakkan.
Dalam tafsir Al Marâghi dijelaskan
bahwa ‘Uzair adalah seorang pendeta Yahudi, ia hidup sekitar 457 SM. Menurut
kepercayaan orang-orang Yahudi ‘Uzair adalah orang yang telah mengumpulkan
kembali wahyu-wahyu Allah di kitab At Taurat yang sudah hilang sebelum masa
Nabi Sulaiman as. Sehingga segala sumber yang yang dijadikan rujukan utama
adalah yang berasal dari ‘Uzair, karena menurut kaum Yahudi waktu itu ‘Uzair
adalah satu-satunya sosok yang paling diagungkan, maka sebagian mereka akhirnya
menisbatkan ‘uzair sebagai anak Allah. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
penyelewengan dalam masalah akidah merupakan tindakan yang sangat sesat, karena
sekitar 1/3 dari kandungan Al-Quran menjelaskan tentang akidah/kepercayaan atas
semua rukun iman yang harus diyakini oleh setiap manusia.
2.4.
Tujuan dan Gerakan dari Zionisme
Koalisi antara fundamentalis sayap kanan di Israel,
Partai Likud yang dipimpin Perdana Menteri Benyamin Netanyahu dengan Partai
Yisrael Beiteneu yang dipimpin Menlu Avigdor Lieberman, serta semakin
populernya sayap kanan di mata rakyat Israel, ini menandakan kecenderungan
rakyat Israel memiliki pandangan yang sama dengan para pemimpin sayap kanan,
yang memiliki cita-cita ingin membangun Israel Raya.
Tak
aneh bila Israel terus menolak langkah-langkah perdamaian yang didorong oleh
AS, yang sebenarnya sudah sangat menguntungkan bagi kepentingan masa depan Israel.
Gagasan dua negara Palestina-Israel, yang digagas oleh AS itu, tak mempengaruhi
pemimpin Israel, khususnya sayap kanan, yang sekarang berkuasa. Netanyahu
menolak mentah-mentah gagasan dua negara itu. Gagasan dua negara itu, hanyalah
akan menjadi malapetaka bagi keamanan Israel.
Hakikatnya
politik Zionis itu, tak lain, bangkitnya kembali entitas Yahudi, yang diaspora
(terpencar-pencar) di seluruh dunia, dan menyatu kembali ke dalam satu bangsa,
dan hidup di tanah yang ‘dijanjikan’, Palestina. Gerakan Zionisme itu meniru
gaya penjajahan Barat secara politis. Selama beberapa dekade gerakan Zionisme
itu, belajar dan berkhidmat kepada Barat dan mewujudkan kepentingan-kepentingan
bersama antara keduanya. Maka, sangatlah wajar, bila sekarang terjadi apa yang
disebut dengan ‘mutualisma simbiosa’ antara Zionisme dengan Barat.
Gerakan
Zionisme itu mempunyai tujuan akhir yang hendak diwujudkan, dan bukan hanya
ingin mendirikan negara Israel Raya, tetapi mempunyai tujuan yang lebih luas
diantaranya
- Gerakan Zionisme mempunyai tujuan akhir mendirikan Kerajaan Nabi Dawud dan Sulaiman, yang menjadi sebuah mitos dikalangan masyarakat Yahudi, dan dibangun oleh kalangan Zionis, yang sangat aktif secara politik dan ideologi.
- Melakukan penguasaan sumber daya ekonomi dan sumber daya alam vital guna menunjang gerakan, terutama bagi membangun negara yang menjadi ‘Kerajaan’ Nabi Dawud dan Sulaeman.
- Menanamkan doktrin Zionisme kepada seluruh orang-orang Yahudi di seluruh dunia, tentang doktrin tanah yang dijanjikan, Palestina, dan menjadi hak mutlak bagi mereka. Karena itu, tak ada entitas lainnya, yang mempunyai hak hidup di wilayah itu.
- Karakter hubungan saling berkaitan antara politik dan ekonomi itu, sudah menjadi ideologi Zionisme yang mapan, dan sangat mempengaruhi dalam setiap gerak dan langkah, yang mereka lakukan. Karena itu, setiap gerakan Zionisme berusaha melakukan penguasaan terhadap setiap pemerintahan di dunia, dan menguasai ekonomi mereka.
- Menciptakan langkah-langkah strategis, yang tujuan melemahkan perjuangan bangsa Arab dan Islam dalam menghadapi Zionis-Israel dengan politik adu-domba (divide at impera), dan menanamkan sekulerisme, yang menghilangkan fanatisme terhadap agama (Islam), dan mendorong agar paham pluralisme itu menjadi ideologi. Dengan cara itulah gerakan-gerakan yang menentang Zionisme akan menjadi lemah. Karena masyarakat muslim sudah tidak lagi memiliki keyakinan terhadp agama mereka.
Gerakan
Zionisme ini berdiri kokoh diatas landasan yang substansial, bahwa Yahudi itu
bukan sekedar konsep agama, melain juga negara yang didukung dengan ideologi
menjajah melalui cara penguasaan, baik secara politik, ekonomi, yang ditopang
dengan ideologi. Inilah hakekat Zionisme yang ada ini.
Tak
bakal lahir Palestina yang merdeka, hanya mengandalkan belas kasihan Israel,
seperti apa yang sudah dilakukan Mahmud Abbas dan Organisasi Al-Fatah sekarang,
yang benar-benar mengabdi kepada Israel. Tak juga dengan perundingan dan
perdamaian yang akan menghasilkan sebuah cita-cita kemerdekaan, karena Israel
tak menginginkan Palestina menjadi sebuah entitas politik yang eksis dan
berdaulat. Israel hanyalah menginginkan Palestina itu, sebagai sebuah bangsa
kelas dua, yang hidupanya tergantung oleh belas kasihan Israel.
2.5.
Konsep Zionisme
Inti sari konsep Zionisme itu, tak lain, adalah sikap fanatisme
dan ortodok, yang sangat mendalam, yang tidak mungkin akan berubah. Mereka
memiliki gambaran yang ideal tentang negara, yang membentang dari Sungi Nil
(Mesir) sampai Sungai Eufrat (Irak).
Kasus
yang sangat kasat mata, seperti ketika Israel menyerang Gaza, tak ada satupun,
negara Arab di sekelilingnya yang berani menentang Israel, tapi yang ada justru
mereka mendukung tindakan agresi Israel ke wilayah Gaza, yang bertujuan untuk
menumpas ‘teroris’ Hamas. Para pemimpin Arab, seperti Presiden Mesir Hosni
Mubarak, Raja Arab Saudi Abdullah, Raja Jordania Abullah, dan Presiden Suriah
Bashar Assad, dan Presiden Lebanon Rafiq Hariri, mereka membiarkan rakyat
Palestina dihancurkan oleh Israel.
Zionisme
adalah sebuah gerakan politik kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk
kembali lagi ke Zion, bukit di mana kota Yerusalem berdiri. Gerakan yang muncul
di abad ke-19 ini semula ingin mendirikan sebuah negara Yahudi di Afrika
kemudian berubah di tanah Palestina yang kala itu dikuasai Kekaisaran Ottoman
(Khalifah Ustmaniah) Turki.
Zionisme
merupakan gerakan Yahudi Internasional. Istilah zionis pertama kali dipakai
oleh perintis kebudayaan Yahudi, Mathias Acher (1864-1937), dan gerakan ini
diorganisasi oleh beberapa tokoh Yahudi antara lain Dr. Theodor Herzl dan Dr.
Chaim Weizmann. Dr. Theodor Herzl menyusun doktrin Zionisme sejak 1882 yang
kemudian disistematisasikan dalam bukunya “Der Judenstaat” (Negara Yahudi)
(1896). Doktrin ini dikonkritkan melalui Kongres Zionis Sedunia pertama di
Basel, Swiss, tahun 1897. Setelah berdirinya negara Israel pada tanggal 15 Mei
1948, maka tujuan kaum zionis berubah menjadi pembela negara baru ini.
Rapat
Dewan Umum PBB mengeluarkan Resolusi 3379 tanggal 10 Desember 1975, yang
menyamakan Zionisme dengan diskriminasi rasial. Akan tetapi pada 16 Desember
1991, resolusi tersebut dicabut kembali.[9]
PENUTUP
Demikianlah
uraian sekilas tentang Zionisme. Dengan
memahaminya, diharapkan kita terdorong
untuk menghindarinya dan sekaligus mengetahui bagaimana seluk beluk dan segala yang terjadi dibalik semua agama yang
bertentangan dengan agama kita yaitu Agama Islam.
Sudah saatnya kita membangun
Bangsa Indonesia dengan lebih memperdalam ilmu pengetahuan dan juga ilmu agama,
agar kita dapat menjalankan dan melaksanakan perintah Allah SWT dan menghindari
semua larangan Allah SWT. Sehingga dapat menjadi Khoiru Ummah fii Diin wa Dunnya wal Akhiroh. Marilah kita
renungkan firman Allah SWT:
“وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنْ
السَّمَاءِ وَالأَرْضِ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنْ السَّمَاءِ
وَالأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ”
Yang
artinya: “Kalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan berrtakwa,
niscaya akan Kami limpahkan bagi mereka barakah dari langit dan bumi, tapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya itu.” (Qs. Al-A’râf: 96).
DAFTAR PUSTAKA
- asy-Syarqawi , Prof. Dr. Muhammad, "Talmud Kitab Hitam Yahudi yang Menggemparkan", Penerbit: Sahara
- Z.A. Maulani, Zionisme: Talmud: Kitab Suci Kaum Qabalis, dalam buku Yahudi Gerakan Menaklukkan Dunia, Cetakan Kedua, 2002 Penerbit Daseta, (Edisi Laris, Kompas, 8 Juli 2002)
- http://www.counterpunch.org/barat06/06/2008.html
- http://www.josephcooper.eu/videos/21-an-in...lan-pappe-.html
- Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[1] Baudoin Loos, "An
Interview of Illan Pappe, " 29 Nov 1999. http://www.counterpunch.org/barat06/06/2008.html
dan http://www.josephcooper.eu/videos/21-an-in...lan-pappe-.html
[3] asy-Syarqawi
, Prof. Dr. Muhammad, "Talmud Kitab Hitam Yahudi yang Menggemparkan",
Penerbit: Sahara. (Penulis adalah Dosen Filsafat Islam & Perbandingan
Agama, Fakultas Darul 'Ulum, Universitas Cairo, Mesir).
[4] Z.A.
Maulani, Zionisme: Talmud: Kitab Suci Kaum Qabalis, dalam buku Yahudi
Gerakan Menaklukkan Dunia, Cetakan Kedua, 2002 Penerbit Daseta, (Edisi
Laris, Kompas, 8 Juli 2002)
[5] asy-Syarqawi
, Prof. Dr. Muhammad, "Talmud Kitab Hitam Yahudi yang Menggemparkan",
Penerbit: Sahara. (Penulis adalah Dosen Filsafat Islam & Perbandingan
Agama, Fakultas Darul 'Ulum, Universitas Cairo, Mesir)
[7] Z.A.
Maulani, Zionisme: Talmud: Kitab Suci Kaum Qabalis, dalam buku Yahudi
Gerakan Menaklukkan Dunia, Cetakan Kedua, 2002 Penerbit Daseta, (Edisi
Laris, Kompas, 8 Juli 2002)
[8] R.C.
Musaph-Andriesse, 'From Torah to Kabbalah: A Basic Introduction to the
Writings of Judaism', h.40, dalam
Z.A. Maulani, Zionisme: Gerakan Menaklukkan Dunia Cetakan Kedua, 2002
Penerbit Daseta.
No comments:
Post a Comment