Rosulullah adalah sosok pemimpin yang
ideal dan penuh keteladanan. Rosulullah memberikan keteladanan kepada kita
tentang arti pemimpin sebagai orang yang sangat besar perhatiannya kepada orang
lain, bahkan tidak ingin dirinya menjadi beban. Beliau lebih lapar dari yang
lapar, ketika suasana duka cita, Beliau menunjukkan duka yang sangat mendalam
sebagai bentuk empati dan simpati kepada mereka yang sedang dalam kesusahan. Pemimpin
itu pelayan umat.
Inilah bentuk kepemimpinan yang telah
dicontohkan oleh Rosulullah SAW kepada umat Islam. Sebuah gaya kepemimpinan
yang melayani, kepemimpinan yang berdasarkan ketauladanan dan bahkan
kepemimpinan yang berdasarkan kepada nilai rohaniyah. Dengan mengambil
keteladanan Rosulullah SAW, seharusnya setiap pribadi muslim sangat bangga
untuk melayani orang lain.
Seorang pemimpin tidak boleh merasa
posisinya sebagai pemimpin itu merupakan keistimewaan yang harus dibanggakan.
Menjadi seorang pemimpin harus mengetahui permasalahan serta bisa memecahkan
masalah tersebut dengan baik dan bijaksana sehingga tidak salah dalam
bertindak. Hilangnya beberapa aspek dari sifat utama kepemimpinan mengakibatkan
banyak pejabat terjerumus dalam kasus tindak pidana korupsi. Sehingga dapat
menimbulkan sikap apatis terhadap umat. Apatis dapat diartikan tidak peduli,
acuh tak acuh, atau kata apapun yang dapat diartikan sebagai sikap tidak peduli
terhadap yang terjadi disekitarnya selama itu tidak mengganggu kehidupannya.
Maka, ikutilah nurani dan hati kecil(dhamir)mu,
karena ialah yang akan selalu menuntunmu ke jalan yang benar sebagai pemimpin
umat yang siap memimpin dan siap dipimpin.
No comments:
Post a Comment